Popular Post

Popular Posts

Posted by : Unknown Monday, January 23, 2017

MAKALAH
SEJARAH SASTRA ARAB
SASTRA ARAB MASA SHADRUL ISLAM
JILID I

Disusun oleh:
ROY ADITIA W

JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS DAKWAH & KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JURAI SIWO
METRO
2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ulama sastra Arab membagi periode sastra Arab kedalam tujuh
periode. Yaitu masa jahiliyah, masa shadrul Islam, masa Umayah, masa
Abbasiyah, Massa kemunduran, masa Andalusia, dan masa kebangkitan modern1.
Setiap priode, sastra Arab memiliki kekhususnan dan karakteristik masing-masing
yang mebedakannya dengan periode-periode lainnya sesuai dengan keadaan sosial
dan politik yang berkembang saat itu2. Berkembang atau tidaknya dan kuat
lemahnya sastra tergantung pada dua hal itu.
Islam datang ditandai dengan diutusnya Muhammad SAW sebagi nabi dan
utusan Allah. Sang Nabi menyampaikan risalah baru-risalah Islam-kepada
kaumnya, masyarakat Arab Qurays yang saat itu sudah memiliki kesustraan yang
tarafnya sangat tinggi (periode ini disebut sastra masa jahilyah). Islam
berkembang dan mempengaruhi seluruh asfek kehidupan masyarakat Arab saat
itu. Tak luput pula asfek kesusastraan. Nilai-nilai Islam telah menjadi bagian
terpenting dalam perkembangan sastra saat itu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan sastra Arab saat itu?
2. Bagaimana pengaruh Islam terhadap karya sastra?
3. Siapa saja tokoh-tokoh shadrul Islam?
C. Tujuan
1. Memahami keadaan sastra Arab shadrul Islam.
2. Mengetahui pengaruh Islam terhadap karya sastra Arab shadrul Islam.
3. Mengenal tokoh-tokoh shadrul Islam.
1 Taarikh al-Adab al-Arabiy, hal. 8.
2 1994, Al-Adab, Riyadh: Universitas Islam Imam Muhammad Bin Suud, hal. 18
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT PADA MASA SHADRUL ISLAM
Pada masa sebelum islam datang bangsa Arab didominasi oleh kaum
Baduwi yang hidup nomaden. Mereka hidup dalam kabilah yang berpindah
pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari air dan padang rumput. Pada
saat itu kabilah adalah satu kesatuan sosial masyarakat diantara mereka. Para
sejarawan membagi penduduk Jazirah Arab kedalam dua daerah. Yaitu:
1. Penduduk Utara. Mereka adalah Kabilah Adnan, Nizar, atau Muad.
Mereka hidup menetap.
2. Penduduk Selatan. Mereka adalah kabilah Yaman atau Qahthan. Mereka
hidup secara nomaden.
Diantara kedua kabilah diatas terdapat perbedaan bahasa dan ucapan. Dan
perbedaan dalam pemakaian bahasa ini menyebabkan adanya perebedaan
peradaban, budaya dan hubungan sosial. Dan permusuhan antar kabilah
menyebabkan peperangan antara kabilah yang menetap dengan kabilah yang
nomaden.
Ketika Islam datang, Nabi Muhammad SAW. Memadamkan api
permusuhan di antara kabilah-kabilah. Maka dihapuslah saling mengunggulkan
diri (antar kabilah) dan persaingan. Kemudian dijadikanlah iman kepada Allah
sebagai keagungan dan kemulian sebagaimana menjadikan taqwa sebagai dasar
keunggulan manusia.
B. SASTRA ARAB MASA KENABIAN
Masa sastra Arab kenabian adalah masa sejak dimulainya kenabian
Muhammad SAW sampai wafatnya beliau. Masa ini tidak bisa dilepaskan dari
perjalanan hidup Nabi SAW, karena sejarah, dan sumber berita yang didapatkan
seluruhnya bersumber langsung dari Nabi SAW dimana dakwah Islam sebagai
bendera yang dibawanya.
3
Ketika kita membicarakan masa kenabian, maka kita membicarakan jarak
waktu yang terbentang dari awal dakwah islam sampai wafatnya Nabi SAW. Dan
belajar shirah nabawiyah merupakan pondasi yang dibangun untuk mempelajari
masa permulaan islam.
Pembagian shirah nabi:
Fase Pertama : Sebelum Dakwah (570-610M)
Fase Ke-2 : dakwah di Makkah ( 610-622M )
Fase ke-3 : membangun masyarakat Islam di Madinah (622-632M)
C. SASTRA ARAB MASA KHULAFAU RASYIDUN
Pada zaman ini dimulai ketika wafatnya rasulullah SAW pada abad ke 11
hijriah, dan kemudian dilanjutkan oleh khalifah abu bakar shidiq, dan diakhiri
oleh ali bin abu thalib pada abad ke 40 hijriah. Zaman ini telah berlangsung
sekitar 30 tahun dan diantara khalifah besar yang memimpin yaitu:
1. Abu Bakar as-Shiddik (11-13 H/632-634 M).
 Peristiwa-peristiwa penting pada masa abu bakar :
a. Perluasan wilayah arab
b. Penaklukan fath iraq dan fath syam
 Jasa-Jasa Abu Bakar as-Siddik
a. Memerangi orang-orang murtad
b. Mempersatukan wilayah arab dibawah satu kepemimpinan
c. Memerangi kekaisaran persia dan imperium romawi
2. Umar bin Khattab
Peristiwa di masa Umar bin Khattab yaitu, menyempurnakan
semua apa yang dijalankan abu bakar dalam menaklukan persia dan
romawi, dan menertibkan administrasi negara, menaklukan kota-kota
besar di negara-negara sekitar wilayah arab, menetapkan tahun hijriah,
membentukan kantor-kantor.
4
3. Ustman Bin Affan
Mendirikan armada-armada islam di laut yang menjadikan kaum
muslimin dan bizantium merebutkan itu sehingga terjadi peperangan
besar dengan menggunakan kapal-kapal besar.
4. Ali bin Abi Thalib
a. Memecat Gubernur yang diangkat Usman bin Affan dan
menggantinya dengan gubernur yang baru.
b. Penakulukan Iraq oleh imam Ali setelah perang Jamal.
c. Munculnya kelompok Khawarij, Mu’tazilah, dan Murzi’ah.
d. Dan kemunculan kelompok-kelompok itu yang ingin berkuasa.
Ada beberapa perkembangan secara spesifik pada perkembangan sastra di
masa khulafah ar-Rasyidin. para pengamat sastra pada umumnya sepakat terhadap
hal-hal di bawah ini (Ahmad Hasan Zayyad, Tarikh Al Adab Al Arabi,hlm. 104-
105):
1. Pertama, perkembangan sastra mengalami stagnasi, karena perhatian
yang lebih kepada bahasa Al-Qur’an dan al-Hadits, sehingga syair dan
karya sastra lainnya kurang teroganisir atau kurang berkembang.
2. Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan sastra, karena
dalam berdakwah diperlukan bahasa yang indah. Pengaruh al-Qur’an
dan al-Hadits tidak bisa dilepaskan karena keduanya merupakan
sumber pokok ajaran Islam.
D. PANDANGAN ISLAM TERHADAP SYAIR DAN PENYAIR
Orang Arab sudah mengenal syair sejak masa jahiliyah. Para penyair di
masa jahiliyah lebih maju daripada para orator. Ketika Islam datang, dan dengan
bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang turun ke dalam syair dan para penyair, hal itu
menjelaskan kepada kita bahwa Allah ingin menegaskan bahwa al-Qur’an adalah
perkataan-Nya yang diturunkan ke dalam hati Rasul-Nya, dan al-Qur’an adalah
sebenar-benar perkataan untuk diikuti.
5
Pandangan Islam terhadap syair dan penyair terdapat dalam Surat as-Syu’araa’
ayat 224-227 berikut ini:
وَالشُّعَرَاء يَ تَّبِعُهُمُ الغَاوُونَ. أَلََ تَ رَ أَن هَُّم فِِ كُلِّ وَادٍ يَهِيمُونَ. وَأَن هَُّم يَ قُولُونَ
مَا لا يَفعَلُونَ. إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالَِِاتِ وَذكََرُوا اللَّهَ كَثِيرًا
وَانتَصَرُوا مِن بَعدِ مَا ظُلِمُوا...
“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah
kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap-tiap lembah, dan
bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak
mengerjakannya? Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman
dan beramal shalih dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan
sesudah menderita kezaliman.”
Dari ayat di atas, penyair terbagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Penyair yang disifati dengan 2 sifat tercela, yaitu:
a. Suka mempermainkan kata-kata dan tidak mempunyai tujuan yang
baik dan tidak punya pendirian.
b. Sifat munafik dan dusta
2. Penyair yang disifati dengan sifat-sifat terpuji, seperti:
a. Beriman kepada Allah
b. Mengerjakan amal shalih
c. Memperbanyak mengingat Allah
d. Mendapat pertolongan Allah setelah dizalimi manusia
Adapun perkataan Rasulullah mengenai syair, di antaranya:
إنّ من الشعر لَِكمة 
(Sesungguhnya di dalam syair itu ada hikmah)
6
حسن الشعر كحسن الكلام، و قبيح الشعر كقبيح الكلام 
(Sebaik-baik syair itu seperti sebaik-baik ucapan, dan seburukburuk
syair itu seperti seburuk-buruk ucapan)
اهجُ المشركين فإنّ جبريل معك 
)Seranglah kaum musyrikin, karena Jibril bersamamu(
Ini adalah ucapan Rasulullah kepada Hassan bin Tsabit pada perang
Quraizhah.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah memuji syair seorang sahabat bernama Labid
yaitu:
ألا كلّ شيءٍ ما خلا الله باطلٌ و كلّ نَعيمٍ لا مُ ا اََللٌ
"Ketahuilah segala sesuatu selain Allah adalah bathil/binasa, dan setiap
kesenangan pasti lenyap). Lalu Rasulullah memujinya, “Kalimat yang paling
benar yang diucapkan oleh penyair adalah kalimat Labid”.
Dari beberapa pernyataan Rasulullah di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam
membolehkan syair, tentunya dengan syarat syair tersebut berisi hikmah dan halhal
yang baik, dan tidak berisi tentang hal-hal yang keji.
E. MACAM-MACAM SYAIR ISLAM
1. Syair Penaklukan
Abu bakar ash-shiddiq mengirimkan pasukan islam untuk berjihad di jalan
Allah setelah selesai memerangi orang-orang murtad. Setelah kematian Abu
Bakar, pasukan Islam meneruskan perjuangannya tidak seperti dulu lagi karena
kelelahan mereka. Namun, pengganti setelahnya benar-benar telah mencapai
pertambahan daerah yang ditaklukan—negara Islam bertambah luas dan daerahdaerahnya
bertambah. Sejarah pun sudah mencapai batas cahaya. Kaum Islam
mencapai kemenangan perangnya dengan penuh kebanggaan dan kemuliaan.
Di atas pasukan kuda mereka, terdapat para penyair yang menghasilkan
syair-syair secara alami. Mereka menyususn qoshidah-qoshidah dan muqottho’at
7
atau potongan-potongannya, yang didengungkan dengan kemenangan yang telah
didapatnya. Mereka bergembira merasa bangga dengan semangatnya menyusun
kejadian-kejadian dan hari hari yang mereka gunakan untuk mengurangi
kesengsaraan mereka.
Apa yang telah disebutkan tadi menunjukan pengertian syair futuh atau
Penaklukan yaitu ratapan yang teruntai dalam syair. Sebagaimana disebutkan
dalam beberapa riwayat, pada masa khulafaur rasyidin, dikatakan bahwa selama
masa peperangan dimana pasukan Islam berjuang untuk menaklukan Persia, Iraq,
Syam, Mesir, dan sebagian dari negara yang diperangi dan Afrika Utara.
Sumber-Sumber Syair Penaklukan
Syair Penaklukan terangkai secara langsung dari beberapa macam sumber.
Berikut adalah beberapa sumbernya:
a. Sumber Sejarah
Sumber ini merupakan buku-buku yang diperoleh dari pemberitaan
penaklukan Islam dengan bentuk yang khusus.
b. Sumber Geografis
Sumber ini merupakan sumber dengan buku-buku tentang sebuah negeri.
c. Buku-buku pilihan
Yaitu kumpulan para penulis yang menulis syair-syair yang mereka
sepakati sendiri.
d. Buku-buku penyemangat
e. Buku-buku pilihan syair
f. Buku-buku terjemah
g. Buku-buku tentang kematian, seperti buku: matinya orang-orang yang
berkedudukan tinggi, datangnya kematian, dan segala hal tentang
kematian.
Kepercayaan pada Syair Penaklukan
Pada syair ini tidak memungkinkan adanya kepercayaan atau kerahasiaan.
Secara khusus, apabila kita ketahui bahwa pemberitaan tentang penaklukan ini
8
datang lebih dari seribu tahun yang lalu. Pada saat itu, syair-syair Penaklukan itu
benar dan sudah ada.
Hal yang melemahkan kepercayaan kita pada kebenaran syair ini adalah
banyaknya syair-syair yang tidak berasal dari pengucap atau penyairnya secara
langsung. Akan tetapi, tidak diketahui siapa penyair aslinya. Namun, syair ini atau
kebanyakan asalnya benar, berdasarkan pada bentuk kebenaran pada kehidupan
bangsa Arab dan sejarahnya tentang pengaruh-pengaruhnya, kejayaannya, dan
pemberian semangat pada generasinya untuk membangun yang lebih baik.
Kesusastraan Syair Penaklukan
1. Penyair Penaklukan
Mereka adalah penyair yang menyatakan susunan buku sejarah dan syair
Penaklukan, mereka mengatakan berpartisipasi dalam perjuangan selama perang
terbuka Irak, Paris, Syam atau Mesir utara di Afrika.
Siapa mereka: Para pendidik, Rabi’ah bin Makrum, Abduh bin Thabib As
Sa’adi, Arwah bin Zaid Al Khail, Amru bin Ma’di Karbi, Amru bin Sya’sa Al
Asadi, Qis bin Al Maksyuh Al Maradi, Katsir bin Al Gharizah At Tamimi An
Nahsyali.
Dan dari penyair yang dipimpin pasukan islam dan mereka berkata untuk
penarikan kembali syair: Az Zabir bin Awwam, Al Fadli bin Al Abas, Ziad bin
Abi Sufyan bin Al Harits bin Abdul Muthalib, Abdur Rahman bin Abi Bakar As
Shadiqi, Abdullaah bin Umar Bin Khathab, dan lainnya.
2. Syair Penaklukan
Memperhatikan syair Penaklukan pada catatan koleksi syair dari penyair
berupa eksploitasi mereka, kekekalan, kepahlawanan, kejuaraan suku,
menjelaskan persidangan dan prosesnya, mewarisi syuhada tersebut nostalgia
pada orang tua dan rumah, adalah syair catatan penting yang mengungkapkan
perasaan mereka.
9
Topik
Antusiasme (Zaid At Thaiy, Amru bin Ma’di Karbi, dan An Nabighah Al
Ja’di),kebanggaan, yaitu: kebanggaan pada diri sendiri, kebanggan hati atas
kelompok, kebanggan dengan keselamatan kaum muslim, kebanggaan membunuh
musuh dari Persia dan Roma, pujian, ejaan, ratapan, deskripsi (sifat kemenangan
perang, sifat kuda, sifat senjata, sifat intensitas pejuang dengan kekuatan dan
andilnya).
Dan dari topik syair emosional, yaitu: (arah kecenderungan diri, arah cinta
tanah air), kontradiktif (ekstrim). Sebagai kualitas ketulusan ungkapan hati,
menghindari keawaman, keluwesan penyusunan, dan leksikon memperkaya
penyusunannya.
2. Syair Politik
Islam datang dengan risalahnya bagi seluruh umat manusia. Menjadikan
kabilah-kabilah Arab yang berbeda-beda menjadi satu umat. Yaitu umat Islam.
Tunduk kepada satu kepemimpinan, menjadi satu kesatuan dalam sistem sosial
dan politik yang baru, Islam, serta meninggalkan tatanan jahilyah.
Syair politik saat itu bersandar pada keadaan sosial politik saat itu. Syair
biasanya berisi kememenangan kaum muslimin dalam pertentangan dengan kaum
musyrikin Quraiys, yahudi, Nashrani, Watsani, dan lain-lain, dan syair-syair itu
merupakan diwan-nya orang rab dan kaum Muslimin. Adapun isi-isi syairnya
berupa pertempuran dan peperangan yang dilakukan oleh tentara Islam,
pertentangan di antara mereka, khususnya saat keadaan politik tidak menentu.
Adapun Syair islami pada fase ini bertujuan untuk dakwah Islam dan manuver
politik Nabi SAW.
Penyair-Penyair Shadru al-Islam
1. Hassan bin Tsabit
Hasan Bin Tsabit adalah seorang sahabat Rasulullah saw. Dalam sejarah,
Hasan Bin Tsabit tidak terlibat di medan perang, tapi beliau berjihad dengan lisan
atau tulisan. Nabi saw ridha kepadanya dan malaikat Jibril pun mendukungnya.
Syair syair Hasan Bin Tsabit membangkitkan semangat juang para mujahid.
10
Rasulullah menempatkan beliau sesuai dengan kapasitas dan potensinya. Syair
syair yang ditulisnya itu termasuk bagian dari jihad yang dilakukan olehnya, yang
bisa dikatakan sebagai sarana jihad. Rasulullah mengangkat Hasan Bin Tsabit
secara resmi sebagai penyair Islam.
Rasulullah saw seringkali memuji karya-karya Hassan bin Tsabit. Karena
dengan syairnya, Hassan membela Rasulullah saw dan menangkis hinaan dan
celaan orang-orang Quraisy. Ketika orang orang Quraisy melantunkan syair yang
bernada penghinaan terhadap Rasulullah maka Hasan Bin Tsabit tampil membuat
syair balasan. Bagi orang-orang Quraisy sendiri syair Hassan ibarat tombak yang
merobek jantung,membuka tabir aib dan cacat mereka sehingga mereka pun
terdiam membisu tidak mampu mebuat syair tandingannya.
Hassan bin Tsabit al-Anshari merupakan seorang sahabat yang berumur
panjang, setengah umurnya dia habiskan pada masa jahiliyah dan setengah lagi
dia jalani bersama Islam. Hassan adalah salah seorang penyair Arab papan atas
pada masanya, setelah dia masuk Islam dia menggunakan syairnya untuk
kepentingan Islam dan membela Rasulullah saw dari celaan musuh-musuh beliau,
sampai-sampai beliau bersabda, “Balaslah hinaan mereka, ya Allah dukunglah
dia dengan Ruhul Qudus.” Hassan wafat tahun 54 H.
Imam Muslim dalam kitab Fadhail Ashhab al-Nabi, Bab Fadhlu Hassan
IbnTsabit meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah saw bersabda, “Kritiklah
orang-orang Quraisy karena ia lebih berat bagi mereka daripada lemparan anak
panah.” Nabi saw mengundang Ibnu Rawahah, beliau bersabda, “Kritiklah
mereka.” Lalu Ibnu Rawahah melakukan tetapi tidak memuaskan Rasulullah saw.
Kemudian Nabi beliau meminta Kaab bin Malik, namun Rasul pun belum merasa
puas. Maka datanglah Hassan bin Tsabit, Rasulullah pun berkata, “Saatnya bagi
kalian mengutus kepada singa yang memukul dengan ekornya ini.” Hassan pun
termenung sejenak mencari inspirasi, tak lama kemudian lidahnya bergerak dan
dia berkata, “Demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku akan
mencincang mereka dengan lisanku seperti kulit yang dicincang.” Rasulullah saw
bersabda, “Jangan terburu-buru, Abu Bakar adalah orang Quraisy yang paling
mengetahui nasab Quraisy, nasabku berasal dari mereka, biarkan Abu Bakar
11
menjelaskan nasabku kepadamu.” Lalu Hassan datang kepada Abu Bakar,
kemudian dia kembali dan berkata, “Ya Rasulullah, dia telah menjelaskan
nasabmu kepadaku, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku akan
mengeluarkanmu dari mereka seperti sehelai rambut yang dikeluarkan dari
adonan.” Aisyah berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda kepada
Hassan, “Sesungguhnya Ruhul Qudus selalu mendukungmu selama kamu
membela Allah dan rasulNya.” Aisyah berkata, aku mendengar Rasulullah saw
bersabda, “Hassan mengkritik mereka dan mereka terdiam tanpa mampu
membalas.”. Salah satu syair Hasan bin Tsabit :
Kamu menghina Muhammad maka aku membelanya
Dan di sisi Allah-lah balasan dari semua itu
Kamu menghina Muhammad yang baik lagi bertakwa
Seorang utusan Allah yang selalu menepati janji
Sesungguhnya bapakku, ibuku dan kehormatanku
Adalah pelindung bagi kehormatan Muhammad dari kalian
Aku kehilangan anak perempuanku jika kalian tidak melihat
Kuda-kuda kami mengepulkan debu di dataran Kada`
Kuda-kuda itu terbang berlomba dengan tali kekangnya
Dengan tombak haus darah yang terhunus di balik lehernya
Kuda-kuda kami terus berpacu dengan kencang
Membuat para wanita mengibaskan debu dari kerudung mereka
Jika mereka membiarkan maka kami berumrah
Dan itulah kemenangan serta tersingkapnya tabir
Jika tidak maka hadapilah peperangan suatu hari
Di mana Allah akan memuliakan siapa yang Dia kehendaki
12
Allah berfirman, Aku telah mengutus seorang hamba
Yang berkata benar tanpa ada kesamaran
Allah berfirman, Aku telah mengirim pasukan
Orang-orang Anshar yang terbiasa berperang
Apakah orang yang menghina Rasulullah dari kalian
Dengan orang yang memuji dan menolongnya adalah sama
Jibril Utusan Allah ada di pihak kami
Ruhul Qudus yang tidak memilki tandingan3
2. Khansa
Khansa anak dari Amru bin Kharis Syarif Syarid. Dari Bani Sulaim dari
Qais Ilan. Khansa adalah penyair terkenal dari arab dan syairnya kebanyakan
tentang pembebasan. Dia dari Najed. Dia banyak menghabiskan sebagian
umurnya pada Jahiliyah. Namun ketika mengetahui islam dia masuk islam. dia
mengunjungi rasulullah bersama kaumya Bani Sulaim. Dan Rasulullah
ta’jub/kagum dengan syairnya.
Kebanyakan dari syairnya berisi tentang kematian saudara laki-lakinya
yang tewas dalam pertempuran pada masa Jahiliyah. Dia mempunyai Diwan syair
yang didalamnya terdapat arsip syairnya. Dia memiliki empat anak laki-laki yang
telah mati syahid pada peperangan Kodisiyah.
Contoh syair untuk saudaranya Shokhra :
اَعَينَََّ جُوْدَا وَلاَتََْمُدًا اَلاَتَ بْكِيَانِ لِصَخْرَ النَّدَى
اَلَاتَ بْكِيَانِ الجَرِيْءَ الجَْمِيْلَ اَلاَتَ بْكِيَانِ الفَتََ السَيِّدَ
3 : http://elang-tresnani.blogspot.com/2011/08/biografi-penyair-mujahid-islamhasan.
html
13
طَوِيْلَ النِجَادِرَفِيْعَ العِمَادِ سَادَعَشِيْ رَتُه اَمْرَدَا
إَذَا القَوْمُ مَدُّوا ب أَيْدِيْهِمِ إِلََ الْمَجِيْدِ مَدّ اِلَيْهِ يَدَا
فَ نَا الَّذِي فَ وْقَ اَيْدِهِمِ مِنَ الْمَجِدِ ثَُُّ مَضَى مُصْعِدًا
يُكَلِّفُهُ القَوْمَ مَا عَالُُمُْ وَإِنْ كَانَ اَصْغَرَهُمْ مَوْلِدَا
جَدَ يَ هْوَي إِلََ بَ يْتِهِ يَ رَى أَفْضَلَ الكَسْبِ أَنْ يَُُمَدَا
ُ
تَ رَى الم
جِدُ أَلْفَيْتَهُ تَأَ رَََّبِالْمَجِدِ ثَُُ اِرْتَدَى
َ
وَاِنْ ذكُِرَالم
Ali bin Abi Thalib (600-660 M)
Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin
Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik
bin An-Nadhar bin Kinanah. Ali ialah Khalifah Rasyid yang ke 4 setelah Utsman
bin Affan. Ali termasuk orang yang pertama kali masuk islam. Ia lahir di Makkah,
daerah Hijaz, Jazirah Arab dan tumbuh dalam perlindungan Nabi Muhammad
SAW sejak ia masih kecil.
Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan (35 H), Kaum muslimin meminta
kesediaan Ali untuk dibaiat menjadi khalifah. Mereka beranggapan bahwa Ali
adalah orang yang paling pantas menduduki kursi khalifah setelah Usman bin
Affan. Sebagian sahabat tua menyarankan untuk segera membahas tentang
pembunuhan Utsman, tetapi Ali menundanya. Hal ini membuat Aisyah marah dan
memerangi Ali bersama Thalhah dan Zubair di perang Jamal (36H) dan
dimenangkan oleh pihak Ali.
Di perang shiffin (37 H) yang disebabkan karena Ali memecat
Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai gubernur di Syam. Namun Mu’awiyah
menolak dan akhirnya terjadilah peperangan antara keduanya. Di perang
Nahrowan, dalam tahkim ini Abu Musa Al Asy’ary sebagai perantara di pihak Ali
dan ‘Amru bin ‘Ash di pihak Mu’awiyah (38H). Di Kuffah, Ali dibunuh oleh
‘Abdurrahman bin Muljam, salah seorang yang ditugasi oleh kaum Khawarij
untuk membunuh Ali, Mu’awiyah, Abu Musa Al Asy’ary dan ‘Amru bin ‘Ash.
14
من شعره
قا الإمام :
أبا لُب تبّت يداك أبا لُب
وتبّت يداها تلك حمالة
الخطب
خذلت نبيّا خير من وطئ
الخصى فكنت كمن باع
السلامة بالعطب
وخفت أبا جهل فاصبحت تابعا
له وكذالك الرأس يتبعه الذنب
فاصبح ذاك الأمر عارا يهيله
عليك حجيج البيت فِ موسم
العرب
ولو كان من بعض الأعادي
ممّد لِاميت عنه بالرماح
وبالغضب
ولَ يسلموه أو يضرّع حوله رجا بلاء بالِروب ذوو حسب
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syair pada masa shdaru al-Islam dibagi dua periode. Yaitu
zaman kenabian Muhammad SAW dan zaman Khulafau Rasyidun.
Perkembangan sastra masa ini banyak dipengaruhi oleh al-Qur’an dan
Hadits. Tujuan syairpun sebagian besar untuk dakwah islam.
Diantara tema-tema yang terdapat dalam syair Shadru al-Islam
adalah tentang peperanagn melawan kaum musyrikin dan penaklukanpenaklukan.
Adapun penyair-penyair terkenal masa itu antara lain:
Hasan Bin Tsabit, Khansa, dan Ali Bin Abi Thalib.
B. Saran
Penyusunan makalah ini banyak memiliki kekurangan dan
keterbatasan. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi pengembangan keilmuan kita di masa yang
akan datang.
Mengingat begitu luasnya materi Sastra Arab Shadru al_Islam,
maka materi ini kami jadikan dua makalah. Makalah ini adalah
makalah seri pertama dan.Makalah seri kedua akan disusun di
kesempatan berikutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hitti, Philip K. 2013. History of The Arabs. Jakarta: Serambi.
Kementerian Pendidikan Arab Saudi. 1994. Al-Adab. Riyadh. Universitas Imam
Muhammad Bin Suud.
Zayad, Ahmad Hasan. TT. Tarikh Al Adab Al Arabi. Tanpa Kota. Tanpa Penerbit.
http://elang-tresnani.blogspot.com/2011/08/biografi-penyair-mujahid-islamhasan.
html
http://viosixwey.blogspot.com/2013/04/sejarahbiografi-ali-bin-abi-thalib.html

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © PADEPOKAN SASTRA - aditia multimedia - Powered by parawali99 - Designed by aditia multimedia -